Senin, 07 Desember 2020

Mahasiswa Harapan Umat?

Senin, 7 Desember 2020

Mahasiswa Harapan Umat?

Mahasiswa.
Adalah status yang diagung agungkan utamanya bagi orang orang kampungku yang mayoritas penduduknya berpendidikan hanya pada tingkat sekolah dasar. Bahkan tidak jarang kata Mahasiswa disama artikan dengan kata “calon orang sukses”. 
Ada kekaguman saat mereka mendengar status “Mahasiswa” yang saat ini kusandang. Sering dikira status ini akan lebih tinggi nilainya kelak daripada teman sebayaku yang saat ini sudah bekerja. Benarkah? Benarkah anak yang menghabiskan penghasilan orangtua untuk membayar UKT lebih baik daripada anak anak yang bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga?.
Status Mahasiswa bukan jaminan akan memiliki masa depan cerah nantinya. Buktinya, ada atau bahkan banyak sarjana yang menganggur saat ini. Tidak semua, tapi bukan berarti tidak ada. Jika sudah seperti ini, bukankah penyamaan arti antara Mahasiswa dengan “Calon orang sukses” perlu dihapuskan?. Bukankah arti kata calon ini merujuk pada kata “akan” sehingga seharusnya kata “Sarjana” bisa disama artikan dengan kata “Orang sukses”.
Sebelum pembahasan ini terlalu melantur, kita seharusnya terlebih dahulu mengetahui pengertian tentang Mahasiswa itu sendiri kan?. Apasih pengertian dari Mahasiswa itu?. 
Kata Mahasiswa terbentuk dari dua kata dasar yaitu “Maha” yang berarti besar atau agung dan “Siswa” yang berarti orang yang sedang belajar. Jadi, mahasiswa adalah? Orang besar yang sedang belajar?. Hoho, tidak semudah itu, Ferguso!. Tidak sesimple itu.
Dilansir dari Wikipedia, Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri dari sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah Universitas. Sumber lain menambahkan bahwa pengertian dari Mahasiswa adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri Mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan mandiri.
Mungkin, hal yang membuat Mahasiswa terlihat  besar adalah karena jabatan elitnya yang tertuang dalam Tri Fungsi Mahasiswa. Dimana disitu tertulis 3 peran strategis Mahasiswa yaitu sebagai Agent of Change, Social Control, dan Iron Stock. Sebesar itu tanggungan seorang Mahasiswa untuk masyarakat. Sayangnya, tidak semua yang berstatus “Mahasiswa” mampu mengampu tanggungan tersebut. Kuantitas tidak sejalan dengan kualitas.
Sebagai Agent of Change (Generasi Perubahan). Mahasiswa diharapkan mampu menggunakan ilmu yang didapatnya untuk membantu pembangunan Indonesia agar semakin membaik kedepannya. Karena itu, jika ada sesuatu yang salah terjadi di lingkungan sekitarnya, peran Mahasiswa sangat dibutuhkan untuk mengembalikan penyelewengan itu ke tujuan yang sebenarnya. Sudahkah hal ini dilakukan oleh semua penyandang status Mahasiswa?. 
“Sudah kok, nah itu demo demo yang dilakukan Mahasiswa kan sebagai bentuk pembelaan untuk masyarakat jika dirasa kebijakan pemerintah merugikan dan tidak sesuai dengan rakyat”
Eh iya kah?, demo demi rakyat ini kan saking hebatnya sampai bisa merusak fasilitas fasilitas yang dibangun dari uang pajak milik rakyat.
Peran yang kedua adalah sebagai Social Control (Generasi Pengontrol). Kepekaan sosial adalah kunci utama disini. Sayangnya si “Mahasiswa” ini sedang dininabobokkan oleh kuliah online dengan kelancaran internet berkat aliran dana berupa “kuota belajar gratis” dari pemerintah. Dengan dalih kewajiban menyelesaikan tugas, mereka mengesampingkan fungsi mereka sebagai Social Control yang seharusnya lebih aktif dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Bagaimana Mahasiswa mau mengkritik, memberi saran, memberi solusi, dan berkontribusi secara nyata untuk masyarakat jika dalam kesehariannya hanya berpaku pada absen dan pemenuhan nilai?. Apakah nilai akademik ini memberi sumbangsih besar untuk masyarakat? Apa pengaruh IPK tinggi Mahasiswa terhadap problema yang dialami masyarakat?. Yang dibutuhkan masyarakat bukan itu. Nilaimu hanya sebatas angka bagi mereka, tidak ada artinya. Kecuali jika nilai atau angka itu tercantum diatas kertas berlebel rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Yang ini beda kasus tentunya.
Dan fungsi Mahasiswa yang terakhir adalah sebagai Iron Stock (Generasi Penerus). Disini diharapkan, Mahasiswa dapat menjadi penerus estafet perjuangan pendahulunya. Mahasiswa merupakan Aset berharga untuk masa depan bangsa karena teori Kaderisasi ini hukumnya mutlak. Tapi, apa iya si penyandang status “Mahasiswa” ini bisa dijadikan andalan?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Burung Simbah

Selepas sembahyang magrib, ibuk bapak selalu menyempatkan diri untuk mengobrol. Kadang di teras, di ruang tamu atau ketika duduk lesehan di ...