Resensi Buku Perempuan Di Titik Nol
Penulis : Nawal El Saadawi
Penerjemah : Amir Sutaarga
Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tahun Terbit : 2002
Nawal
El Saadawi merupakan seorang penulis berkebangsaan mesir. Selain seorang
penulis, ia juga merupakan seorang aktivis, dokter, dan psikiater feminis
mesir. Beliau merupakan pendiri dan presiden Asosiasi Arab untuk Hak Asasi
Manusia yang juga dianugrahi gelar kehormatan di tiga benua. Ia pernah menjabat
sebagai penulis di Dewan Tertinggi Seni dan Ilmu Sosial Kairo, Direktur
Jenderal Departemen Pendidikan Kesehatan Kementerian Kesehatan Kairo,
Sekertaris Jenderal Asiosiasi Medis Kairo, Mesir. Dokter medis di Rumah Sakit
Universitas dan Kementerian Kesehatan. Selain itu ia juga pendiri Asosiasi
Pendidikan Kesehatan dan Asosiasi Penulis Wanita Mesir, dia adalah pemimpin
redaksi majalah kesehatan di Kairo, dan editor Majalah Asosiasi Medis.
Perempuan Di
Titik Nol merupakan novel yang mengangkat cerita, kisah nyata dari seorang
perempuan bernama Firdaus. Novel ini menceritakan bagaimana kehidupan seorang
perempuan bernama Firdaus yang kelam dan menyedihkan. Disini digambarkan dengan
jelas bagaimana perbedaan derajat antara laki laki dan perempuan Mesir dimana
hak hak perempuan seperti dikesampingkan. Bagaimana perlakuan keji beberapa
laki laki kepada Firdaus agaknya sanggup membuat pembaca, utamanya perempuan
merasa ngeri. Semudah itu harga diri seorang perempuan di nomor kesekiankan dan
dianggap tidak penting. Pendidikan untuk perempuan juga seolah olah bukan
sesuatu yang diperlukan karena mereka menganggap tempat akhir perempuan
hanyalah di dapur dan di kasur. Bahkan, meski Firdaus mengenyam pendidikan,
mendapat ijasah, dan memiliki nilai akademik yang baik, hal itu tidak terlalu
berguna.
Di awal, Pembaca akan dibuat penasaran akan sosok Firdaus. Wanita
lemah lembut yang akan dihukum mati setelah di dakwa melakukan pembunuhan
terhadap seseorang. Awalnya, Firdaus memilih tutup mulut dan tidak ingin
menceritakan apapun pada siapapun hingga pada akhirnya, sehari sebelum hukuman
gantung itu dimulai, Firdaus mau buka suara. Pada penulis, Firdaus menceritakan
kisah kisah kelam masa lalunya yang membawa perempuan lemah lembut itu hingga
sampai mendekam di Penjara.
Sejak kecil, Firdaus dididik untuk menjadi wanita penurut yang
selalu melayani laki laki, dalam kasus ini adalah ayahnya. Firdaus harus
bekerja dan membantu ibunya mengurus rumah. Tak jarang pula ia tidak makan dan
merasakan kelaparan juga kedinginan dengan saudara saudaranya yang lain meski
ayahnya hidup dengan enak dan selalu bisa makan dan tidur nyaman.
Penderitaan yang dialami Firdaus semakin bertambah saat pamannya
melakukan pelecehan padanya. Ternyata hal itu sudah dialami Firdaus sejak ia
kecil, sejak ia belum tau menahu dan memahami bahwa hal hal seperti itu
merupakan hal sara untuk dilakukan. Hal itu berlanjut hingga Firdaus besar.
Tidak hanya pamannya, teman laki laki bahkan beberapa orang yang baru
ditemuinya pun melakukan hal yang sama. Termasuk suaminya yang sering melakukan
kekerasan dalam rumah tangga. Ia mulai menjadi pelacur saat mengenal perempuan
yang bernama Sharifa. Ia pergi dari Sharifa dan mendapat pekerjaan di
perusahaan, ia pikir ia akan berhenti menjadi pelacur. Dan saat Firdaus berani
merasakan cinta pada seorang laki laki, ia dihianati. Laki laki itu memilih
perempuan lain yang kiranya bisa mengamankan posisinya di dunia kerja. Saat
itu, Firdaus memilih kembali menjadi pelacur lagi.
Masih banyak sekali hal yang dapat pembaca pelajari dari buku berjudul
“Perempuan Di Titik Nol” ini. Segala hal yang membuat Firdaus memilih menjadi
pelacur dan berani membunuh seseorang agaknya perlu dikaji untuk mendapatkan
pembelajaran tentang kehidupan seorang perempuan, makhluk lemah yang mudah
dicurangi dan mendapatkan kejahatan.
Alasan penulis
menulis novel ini mungkin karena latar belakang penulis yang merupakan seorang
aktivis perempuan. Apalagi novel ini diilhami dari kisah nyata yang
narasumbernya berhasil di wawancarai langsung oleh penulis. Buku ini sangat
sesuai dengan penulis yang memang memiliki karya karya yang membahas tentang
perempuan, kehidupan, status, dan psikologi.
Dari segi isi,
Perempuan Di Titik Nol memiliki banyak sekali pelajaran, utamanya bagi
perempuan perempuan agar lebih hati hati dan mencintai diri sendiri. Namun
sedikit yang kurang dari novel ini adalah beberapa kalimat yang sulit untuk
dipahami, pengulangan beberapa kalimat di bab yang berbeda membuat saya bingung
dan tidak jarang gagal memahaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar