Resensi Buku Bumi Manusia
Judul : Bumi Manusia
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tahun Terbit : 2005
Tentang Penulis :
Pramoedya Ananta Toer, mendengar namanya saja mengingatkan kita
pada sosok inspiratif dengan quotes bijaknya “Orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan
dari sejarah.. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Itu hanya salahsatu
buah pikiran beliau, saat kita mau mengenalnya lebih dalam lagi, kita akan
dapati betapapun besar rasa cinta beliau pada dunia sastra dan tulis menulis.
Maka tak heran, beliau punya karya dengan kuantitas dan kualitas yang hebat. Salah
satunya adalah bagian pertama dari karya beliau Tetralogi Buru, Bumi Manusia.
Sinopsis ;
Annelies Mallema mencintai Minke sejak pertemuan pertama mereka di
kediaman Mallema “Boederij Buitenzorg”. Minke hanya seorang pemuda pribumi yang
pada masa itu statusnya lebih rendah dari Ann yang darahnya merupakan campuran
dari Herman Mallema (keturunan asli Eropa) dan Nyai Ontosoroh, seorang gundik.
Meski begitu, Ann lebih suka menjadi pribumi seperti ibunya yang sangat ia
kagumi.
Minke begitu penasaran bagaimana bisa seorang gundik yang jelas
rendah statusnya macam Nyai Ontosoroh memiliki pemikiran dan berperilaku modern
selayaknya orang Eropa yang ditinggikan stratanya. Juga manisnya wajah ayu
Annelies, dara cantik nan kesepian yang berhasil memikat hatinya. Ditambah lagi
dengan nasihat bijak dari Jean sahabatnya bahwa “Cinta itu indah, Minke, juga
kebiasaan yang membuntutinya., Orang harus mampu menghadapi akibatnya”. Maka
tanpa pikir panjang lagi, pemuda itu
memutuskan untuk kembali lagi menemui kekasihnya begitu Darsam (pesuruh
keluarga Mallema) datang menjemput. Ia putuskan untuk tinggal bersama
kekasihnya, Ann.
Segala macam tantangan dihadapi oleh Minke dan Ann demi bisa
bersatu. Meski itu berarti Minke harus menerima dengan lapang dada saat teman
teman sekolahnya di HBS mengolok oloknya sebagai “Simpanan Nyai”, ia tak begitu
ambil pusing. Namun hal yang benar benar menguji mereka, adalah ketika gugatan
hak asuh Annelies kembali dipermasalahkan di jalur hukum, milik Eropa.
Ulasan :
Fakta yang diketahui bersama adalah bahwa karya besar “Bumi
Manusia” ini lahir saat beliau mendekam dibalik penjara. Bahkan naskah itu
dibakar sebelum akhirnya Pramoedya memiliki cara dengan memendam kertas itu
dalam tanah sampai hari kebebasannya. Mungkin salahsatu tujuan beliau menulis
“Bumi Manusia” ini adalah agar kelak, anak anak muda lebih mencintai darahnya
sendiri pun lebih bangga pada negaranya. Juga memberi gambaran, seperti apa
sebenarnya keadaan Indonesia dulu sebelum merdeka, dan masih dalam kekuasaan
bangsa Eropa.
Keunggulan :
Dilihat dari cover menurut saya sudah bagus dan sudah menggambarkan
isi buku.
Dinilai dari isi, buku ini adalah sebuah mahakarya yang menyimpan
banyak sekali pembelajaran didalamnya. Sedikit banyak kita akan mempelajari apa
apa saja yang sebenarnya terjadi pada zaman pendudukan Belanda. Penulis banyak
menyampaikan pesan lewat pribadi pribadi tokohnya juga segala peristiwa yang
terjadi. Bagaimana penulis bisa merangkai cerita sebagus ini adalah hal yang
saya kagumi. Dan yang lebih hebatnya lagi, tulisan ini memberi mindset baru
pada saya bahwa meskipun ada kepesimisan yang membuat kita ingin menyerah dan
mengaku kalah, kita harus tetap melawan, dengan sebaik baiknya, sehormat
hormatnya.
Kekurangan :
Mungkin kekurangan buku ini hanya pada penulisannya yang sering
didapati adanya typo. Atau juga beberapa kalimat yang memang sulit dipahami maknanya.
Selebihnya, buku ini karya orang hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar