Resensi Buku Jejak Langkah
Judul : Jejak Langkah
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tahun Terbit : 2012
Tentang Penulis :
Jejak Langkah merupakan jilid ketiga dari “Tetralogi Buru” karya Pramoedya
Ananta Toer. Beliau merupakan sastrawan berkebangsaan Indonesia yang telah
melahirkan banyak karya yang hebat. Kecintaan beliau pada jurnalistik
membuatnya tetap memperjuangkan tulisannya meski pada saat itu banyak ditentang oleh pemerintah. Beliau selalu mempunyai cara untuk tetap mengabadikan buah
pikirannya agar kelak dapat diwariskan dan dipelajari generasi muda lewat
sastra. Dan perjuangannya tak sia sia, meski raganya tak lagi berpijak pada
bumi, namun karya karya beliau tersimpan dalam barisan aksara abadi.
Lewat karya karya beliau yang sudah menjajaki ranah internasional,
membuktikan apada kita bahwa kehebatannya sebagai seorang penulis tak perlu
diragukan lagi.
Sinopsis :
Setelah pada jilid jilid sebelumnya penulis menceritakan tentang kehidupan
pribadi dari seorang Minke, Raden Mas pribumi anak Bupati B, dan juga masa masa
muda dimana Minke sedang mencari jatidiri juga rentetan perjalanan kisahnya
untuk dapat mengenal bangsanya sendiri, Pada novel Jejak Langkah ini
penulis bercerita tentang bagaimana sepak terjang Minke dalam membela
bangsanya. Bagaimana seorang Minke sebenarnya memiliki andil besar dalam
memajukan tanah air kebanggaanya.
Buku ini berkisah tentang bagaimana perjalanan Minke untuk
mendirikan majalah pribumi pertama “Medan” yang ia citakan bakal jadi sarananya
untuk bercerita pada dunia tentang bagaimana ketidakadilan yang menimpa bangsa
pribumi, bangsanya. Bahkan majalah dan korannya dapat dijadikan senjata oleh
pribumi dalam menghadapi ketidakadilan yang dialami akibat kesewenang wenangan
bangsa asing. Meski itu artinya Minke akan dapatkan banyak masalah, namun
kiranya itu tak menjadi alasan Minke putus semangat. Meski banyak duri yang
menghalangi, Minke tetap memperjuangkan yang terbaik untuk bangsa Hindia,
bangsanya.
Pada novel ini juga akan diceritakan bagaimana romansa kisah cinta
Minke terhadap gadis sipit berdarah Tionghoa. Bagaimana cara tuhan
mempertemukan mereka, bagaimana keayuan serta kecerdasan gadis itu dapat membuat
debar jantung Minke menggila dan berani membawanya menghadap bunda meski dengan
keyakinan dan adat budaya yang berbeda. Juga bagaimana akhirnya mereka
memutuskan untuk hidup bersama. Tak hanya satu, Minke nyatanya bertemu dengan
banyak gadis yang turut mewarnai harinya. Anak sahabatnya yang dulu selalu ia
gandeng dan gendong saat mereka berangkat sekolah bersama kini menjadi gadis
muda dengan sifat manjanya yang mampu membuat Minke memiliki keberanian untuk
melamar pada ayahnya, juga sahabatnya Mir yang sudah bersuami. Ada juga seorang
gadis cantik, anak seorang raja muslim bernama Prinses.
Pada Jejak Langkah pembaca juga akan dikenalkan pada
organisasi organisasi di masa kebangkitan, Syarikat Priyayi, Budi Utomo, juga
Syarikat Dagang Islam. Menyelami bagaimana keadaan pada masa itu dan turut
merasakan suka duka masa dulu. Juga pahit manisnya berorganisasi, menyatukan
mereka mereka yang punya kepentingan dan tujuan yang sama.
Ulasan :
Buku ini sepatutnya menjadi bacaan yang wajib dipelajari para
generasi muda. Ada banyak hal yang akan mereka temukan dan dapat menjadi
pembelajaran tentang bagaimana perjuangan seorang jurnalis untuk mendirikan
Koran hariannya. Akan pembaca temukan betapa banyak hal dimasa lalu yang luput
dari catatan buku sejarah anak anak Indonesia.
Pembaca juga akan sedikit banyak mengetahui bagaimana sebuah organisasi
macam Syarikat Priyayi, Budi Utomo, dan Syarikat Dagang Islam berdiri. Berapa
banyak waktu, harta dan tenaga yang mereka curahkan untuk dapat mengabdi demi
memajukan negeri ini. Hal hal seperti inilah yang kemudian seharusnya dapat
menimbulkan jiwa nasionalisme, semangat juang untuk membuat negeri tercinta ini
semakin maju, juga menjadi pribadi yang lebih menghargai sejarah.
Keunggulan :
Tentu pembelajaran yang dapat diambil dari buku ini sangat banyak.
Terutama dari segi sejarah. Karena teruarai dalam catatan berbentuk novel
bergenre roman, kesan nyaman membuat buku ini terasa ringan dan tidak
memberatkan pikiran pembaca.
Kelemahan :
Penggunaan kalimat dengan bahasa yang susah dimengerti terkadang
membuat pembaca harus membaca ulang beberapa kali. Beberapa kalimat juga sulit
dipahami maknanya.
Dua halaman rusak dan tulisannya tidak terbaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar